Saya dan Cat Air

by - Monday, October 15, 2018


Saya tidak ingat kapan tepatnya saya mulai serius mempelajari melukis dengan cat air. Pada saat itu, saya terpukau dengan beberapa ilustrator di Instagram yang rajin memposting karya mereka dengan cat air, dimana dua diantaranya adalah @pf.diary dan @namwanpastel dari Thailand. Entah bagaimana bisa, lukisan makanan yang mereka buat begitu scrumptious dan membuat lapar.  Dari sana, niat saya untuk belajar muncul dan secara implusif saya memberi seperangkat art supplies dalam sekejap, sembari bersyukur dalam hati dan berkata 'Untung sudah bergaji, haha.' Ya, saya mulai serius menekuni cat air saat usia saya seperempat abad. Toh yang namanya belajar tidak mengenal kata terlambat, kan?



Perkakas saya, hasil tabungan dari 2 tahun lalu.

Jujur saja, dulu saya benci sekali dengan media cat air, sangat benci. Dari semua media cat, bagi saya cat air adalah media yang paling sulit dimengerti. Warna yang tidak konsisten saat dicampur dengan air, mudah sekali bleber kemana-mana, serta sangat mudah membuat kertas hancur, adalah tiga hal utama yang membuat saya benci dengan cat air waktu SMP dulu.  Oleh sebab itu, saya lebih senang berkutat dengan media kering seperti pensil warna dan krayon. Alasannya simpel, mereka sangat mudah dikendalikan, lain dengan media cat, terutama cat air.

Meskipun menggambar adalah hobi saya dari kecil, bukan berarti saya dengan mudahnya menguasai media baru. Tepat dihari pertama saya mulai mencoba melukis dengan cat air yang saya beli, hasilnya sudah bisa ketebak : Kacau Balau. Bleber kemana-mana, warnanya menyatu yang satu dengan yang lain, hancur lah pokoknya. Saat itu, kesalnya bukan main. Bukan kenapa, pada saat itu saya terlalu invested pada art supply yang cukup mahal, dan rasanya seperti sia-sia. Kalau dulu saat saya SMP, mungkin semua art supply itu sudah saya masukkan ke dalam lemari dan tidak pernah saya keluarkan lagi. Namun saat itu, saya berpikir dan mengingat kembali niatan saya di awal : Saya ingin bisa melukis seperti pf.diary dan namwanpastel. Pikiran itu juga yang membawa saya ke masalah utama saya dengan cat air, yaitu : Saya tidak tahu apapun tentang penggunaan cat air.

Youtube adalah guru saya pada saat itu. Ada cukup banyak pilihan video tutorial untuk melukis dengan cat air, namun kebanyakan menggunakan istilah teknis yang saya tidak mengerti (FYI, saya bukan lulusan ilmu kesenian dan sama sekali tidak mendalami teori melukis), sampai akhirnya saya menemukan channel Jay Lee dan Alisa Vysochina.  Dari merekalah, saya mulai mengerti karakteristik dari cat air serta mengenal teknik wet on wet, wet on dry, dan layering. Dari mereka jugalah saya mengetahui kunci mempelajari cat air adalah kesabaran serta jangan ragu untuk menyapukan kuas, karena cat air dapat memberikan kejutan-kejutan tersendiri setelah mengering. Kesalahan demi kesalahan saya lakukan, sampai akhirnya saya mulai mengerti dasar-dasar penggunaan cat air.

Tanpa terasa kini sudah hampir 3 tahun saya menggunakan cat air, masih tetap belajar teknik melukis dengan cat air sembari mencoba-coba kuas, kertas dan cat air dari beberapa brand yang berbeda, sangat mengasyikan. Terlebih lagi, saya sekarang sudah cukup aktif melukis makanan, dan beberapa feedback yang saya dapatkan sangat memuaskan, mereka lapar melihat lukisan saya!
 

Beberapa dari Hasil Karya Saya.

Berikut adalah beberapa hal yang saya dapatkan selama mempelajari penggunaan cat air, mudah-mudahan bisa berguna untuk kamu yang baru mau mulai belajar, atau dalam proses belajar :

1. Perbanyak sabar. Cat air mungkin mudah kering, namun jangan terburu-buru juga untuk membuat layer warna lain. Hal tersebut bisa membuat sapuan cat awal menjadi bleber alias tercampur dengan warna lain. Kalau kalian kurang sabar, bisa disiasati dengan menggunakan hairdryer.
2. Gunakan kertas khusus cat air, jangan pakai kertas biasa, apalagi kertas HVS dan kertas gambar biasa. Mereka sangat mudah koyak apabila terkena air.
3. Jangan takut menyapukan kuas cat air pada kertas, karena salah itu biasa. Kalau salah, cat air mudah diaktifkan kembali dengan menyapukan banyak air, dan bisa dihapus dengan tissue/lap kering.
4. Saat mewarnai dengan cat air, awali dengan memberikan warna paling terang/tipis sebagai dasar, baru ke warna gelap/pekat.
5. Untuk pemula yang ingin belajar, tidak perlu membeli art supplies yang mahal. Selama kalian menguasai teknik penggunaannya, pakai cat murmer sekalipun, lukisan kalian akan tetap bagus, peralatan itu hanya menunjang sebagian kecil saja. Let your skill talks, m'kay?
6. Jangan bosan latihan. Tidak ada yang instan, kecuali kamu terlahir jenius.




Mungkin segitu saja deh ya, cerita saya dengan media cat air. Bisa jadi saya akan cerita lagi tentang media favorit saja saat ini di lain waktu.

Ahem, sedikit promosi. Saya terbuka untuk jasa ilustrasi makanan dan karikatur (atau apa saja ^^). Kalau mau tanya-tanya, bisa cus ke Instagram saya di @silvyasherly. Feel free to drop by or ask me anything!

See you again when I see you!

You May Also Like

8 comments

  1. waaau ini sih bagus banget ilustrasinya mbaak (tepuk tangan)
    aku juga benci medium cat air, tapi cinta juga. jadi benci tapi cinta gitu. aku lebih suka gambar potrait sih tapi heheh
    nice gambarnya mbak!

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih! Gambarmu juga bagus, aku ngiri pas liat gambar potraitnya <3

      Mungkin ini kalo kata orang jangan kelamaan benci nanti jadi cinta XD
      Aku juga ingin bisa gambar potrait, masih belajar soalnya potrait itu susahnya pake banget T.T

      Delete
  2. Karyanya keren-keren, suka. Saya juga kurang suka cat air, saya kurang sabar juga untuk belajar terbiasa menggunakannya, hehe :D

    ReplyDelete
  3. mbak kertas yg ada lubangnya itu kertas cansonkah?

    ReplyDelete
  4. Sukaa banget sama food illustrationnya mbak.. detail banget. Saya pingin bikin begitu tapi gak telaten banget rasanya.. hiks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak ^^ Aku juga awalnya gabisa, Mbak. Memang harus tekun belajarnya, nanti lama2 pasti bisa :D

      Delete